Pengantin Sunat
Setelah berkostum seperti dalang
Diraihnya sepotong kayu dan sehelai kipas bambu
Kaki-kaki kurus penuh lumpur kering itu
Menendang-nendang daun pintu
Tangan-tangannya menarungkan kipas-kipas kuning
‘Jadilah Dasamuka. Jadilah Hanoman’
Seperti penyihir
Kipas-kipas itupun secara ajaib menjadi
Yang di-inginkan Bapaknya Ndoblin
‘Jadiah Semar. Jadilah Bagong’ teriaknya lagi
Ketika ia butuh kelucuan
Dan kami bersorak melihat kejujuran kepalsuan
Kami bersorak melihat kegilaan
Sampai malam kegilangan gelapnya
‘Kami sudah terbiasa dijejali
Kebohongan-kebohongan’ gumamku lirih
by. didiet
(Dimuat di Solopos tahun 2001)
Diraihnya sepotong kayu dan sehelai kipas bambu
Kaki-kaki kurus penuh lumpur kering itu
Menendang-nendang daun pintu
Tangan-tangannya menarungkan kipas-kipas kuning
‘Jadilah Dasamuka. Jadilah Hanoman’
Seperti penyihir
Kipas-kipas itupun secara ajaib menjadi
Yang di-inginkan Bapaknya Ndoblin
‘Jadiah Semar. Jadilah Bagong’ teriaknya lagi
Ketika ia butuh kelucuan
Dan kami bersorak melihat kejujuran kepalsuan
Kami bersorak melihat kegilaan
Sampai malam kegilangan gelapnya
‘Kami sudah terbiasa dijejali
Kebohongan-kebohongan’ gumamku lirih
by. didiet
(Dimuat di Solopos tahun 2001)
Comments
Post a Comment