Sekilas tentang Alun-Alun Lor Surakarta

Sekilas tentang Alun-Alun Lor Surakarta
"Alun-alun Lor", sebutan untuk kompleks alun alun yang terletak di sebelah utara bangunan Sitihinggil keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,yang di tengahnya terdapat waringin kurung. Lokasinya di kecamatan Pasar Kliwon.Di sekitar kompleks alun-alun, terutama di sebelah timur dan utaranya (di dekat Gladag), ter dapat deretan kompleks kios-kios untuk perdagangan dan dikenal dengan sebutan pasar cinderamata, yang mana di antaranya merupakan lokasi pusat perdagangan keris dan sejenisnya, baik keris souvernir maupun sebagai benda pusaka.

Pertumbuhan pasar keris diperkirakan memiliki hubungan, baik langsung atau tidak langsung dengan kepatronan dari keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang oleh masyarakat dianggap sebagai simbol pusat kebudayaan Jawa. Perdagangan keris mulai tumbuh di lokasi pojok bagian timur-laut pada sisi utara dari alun-alun utara, yang lebih tepatnya ada di sisi sebelah timur dari pohon beringin-kembar yang menjulang di tempat itu.

Hingga sekitar awal tahun 1980-an,para pedagang keris masih bercampur dengan para pedagang buku bekas, kacamata,batu-batuan dan barang-barang lainnya dengan keadaan fasilitas dan lingkungan kios dagang yang kurang memadai. Pada saat sekarang, sudah berubah setelah dilakukan pembangun an kompleks itu, dan terlihat sudah penataan-penataan dan ada pengelompokkan-pengelompokkan pedagang, meskipun tidak terlalu ketat.

Kios-kios yang ada disebelah utara alun-alun utara yang terletak di sebelah barat jalan masuk alun-alun,digunakan untuk perdagangan buku bekas; sedang yang terletak di sebelah timur jalan masuk ke alun-alun, digunakan untuk perdagangan batu-aji dan tosan-aji, serta sebagian untuk perdagangan wayang kulit dan gamelan. Sedang lokasi yang terletak di sebelah timur alun-alun, untuk perdagangan tosan-aji dan beberapa buah kios di antaranya untuk perdagangan kacamata.

Perluasan pasar terjadi pada saat pemerintah daerah mengembangkan lokasi yang ada di sebelah timur alun-alun, untuk didirikan kios-kios perdagangan khusus barang-cinderamata, dan sejak tahun 1987, banyak pedagang keris yang ditarik ke arah selatan (di timur alun-alun). Sejak itu perdagangan keris tumbuh di sebelah utara dan timur alun-alun, yang hingga akhir tahun 2001 terdapat sekitar 31 pedagang keris yang menempati satuan tempat dagang atau kios tetap.

Di luar dari pedagang yang menetap, masih terdapat pedagang keris yang lebih kecil (misal, mereka yang meng gelar barang dagangan di atas trotoar yang ada di bawah pohon beringin kembar (ringin kembar) di jalan masuk alun-alun (Jalan Pakubuwanan, Gladag). Juga terdapat jaringan pedagang yang lebih mobil dengan sebutan populer bakul kempitan, serta ja ringan yang lebih kecil dari pedagang keris samben (yang datangnya tidak rutin setiap hari).

 Kegiatan jual-beli keris yang berlangsung melalui proses perdagangan pasar, ditekuni oleh para penjual atau bakul itu yang juga menyediakan senjata tradisional lain, seperti tombak, patrem, bliring, pedang, dll. Mereka itu juga bukan hanya men jajakan barang dagangannya kepada para pembeli yang berminat, juga memberikan pelbagai pelayanan tertentu terhadap pelanggan-pelanggan khusus, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan permintaan dan perawatan senjata tradisional itu.

Misal, menjamas benda pusaka, membuatkan warangka baru ataupun juga memper baiki warangka lama , membuatkan kurung dan landheyan tombak, memperbaiki bagian pesi keris yang telah rusak dll. Bentuk pelayanan demikian dapat diberikan oleh karena menurut anggapan umum mereka, bahwa para pedagang keris yang dianggap “profesional” itu harus memiliki kemampuan da sar sebagai seorang mranggi, atau berasal dari keluarga mranggi.

Tugas yang harus dimiliki oleh seorang mranggi bukan hanya membuat warangka dan ukir an. Melainkan berkaitan dengan penyediaan perabot secara lengkap, serta memberikan jasa bagi perawatan benda pusaka yang dibutuhkan oleh masyarakat dan para pelanggannya (MT Arifin).

Comments

Popular posts from this blog

Pembelajaran IPS dengan pantun

Puntadewa

Yang menarik di obyek Wisata Waduk Gajahmungkur Wonogiri