Sekilas tentang merek bisnis generic

Merek Bisnis Generik. Kebalikan dari tulisan sebelumnya (Merek yang ngetop), masih banyak orang yang menggunakan merek-merek yang generic. Misalnya: Toko Hape Murah, Rumah Makan Enak, Pecel Lele Sari Laut. Tidak ada yang benar ataupun salah, hanya patut untuk dievaluasi.

Masalah akan timbul apabila kemudian tetangga kita membuka toko yang serupa dengan nama: Hape Paling Murah! Belum selesai, jika ternyata tempat tersebut memang ramai, maka ada lagi competitor yang membuat dengan nama: Hape Murah Pol, Hape Jamin Murah, repot kan!

Hal serupa terjadi dengan nama “Sari Laut”, mayoritas warung pecel lele, menggunakan nama Sari Laut.  Saat ditanya, Sari laut yang mana? Yang depan kantor pos itu. Ooo, itu sudah digusur, cape deh … pemilik warung pecel lele itu terbukti laris karena berani menggunakan nama yang unik.

Mungkin secara kaidah SEO (Search Engine Optimiser) nama-nama generic itu akan tampil di halaman 1 google. Hanya saja tak termasuk kategori unik, alias generic. Toh, Anda tak akan bertransaksi dengan orang hanya 1 kali pukul saja kan? Trus, Bagaimana baiknya?

Saran saya tetap gunakan nama-nama yang unik dan sesuai dengan kaidah-kaidah Merek yang Ngetop.  Untuk hal optimasi, saya akan menyerahkan pada ahlinya, untuk menyiasatinya, asalkan merek dagang kita tak diubah.  Bagaimana dengan Hongkong Shanghai Bank? Kan nama generik juga? Bedanya, membuka sebuah bank, tak semudah membuka konter hp atau pecel lele, jadi gak perlu takut akan dibuat Hongkong Shanghai Bank Aseli Banget!

Di atas segalanya, marek adalah janji dari positioning kita! Kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk dan pelayanan saat dan paska transaksi itulah yang membuat mereka merekomendasikan ke orang lain atau sebaliknya mencela kita.

by. Syam